Putih - Hitam

Got this photo from google


Seorang bapak berkacamata dengan peci putih.
Bajunya puth. Janggutnya juga turut putih.
Mungkin luntur karena dicuci.

Beliau ada di televisi pukul 21.38.
Hari Rabu tanggal 12 Oktober.
Masih di tahun 2016.

"Orang Cina itu, orang kafir itu, Korupsinya tidak kelihatan."
Katanya. Blak - blakan.

Kadang orang yang terlalu agamis, berbicara sesukanya.
Ditambah bawa - bawa kata Tuhan sebagai pelengkap.
Dengan beberapa dalil dalam kitab.

Tak peduli pendengarnya yang bukan sesamanya.
Tahu pasti dia bilang begitu karena sejenisnya sudah banyak ditangkap.
Banyak dipidana yang bikin penuh penjara.

"Minta maafnya itu kan nggak jelas substansinya. Jadi jangan terbuai dengan 1-2 kata tersebut."
Katanya lagi.

Jadi, di forum tersebut sedang membahas seseorang.
Yang meminta maaf karena keliru perkataan.
Tapi si putih - putih malah cari masalah.
Berkata yang tidak - tidak. Lalu menambah - nambahkan.
Kok jadi menjelekkan setelah berprasangka?

Padahal tadi sempat bawa hadist dan ayat.
Tapi setelah sebut prasangkanya, dia lupa selipkan lagi.
Mungkin lupa karena sudah cukup tua.
Atau bisa jadi ketinggalan.
Terburu - buru waktu ganti kostum jadi ulama.

"Seharusnya orang itu dibunuh. Dipotong kaki tangannya bersilangan. Minimal diusir dari negaranya."
Katanya mengebu - ngebu.

Orang - orang disekitarnya menganga.
Mereka hanya mendengar, karena sudah beranggapa sama.
Ini orang tak waras, kalau digoda pasti akan marah.
Apalagi dilawan.
Jadi diamkan saja.

Beliau terlihat seperti malaikat.
Atau calon penghuni surga.
Tapi kenapa berubah jadi provokator?
Mengeluarkan kalimat - kalimat suudzhon.

Lama - lama aku yang nonton jadi malu.
Bukan malu karena yang kubela dihabisi.
Tapi malu karena yang menghabisi adalah saudara seagama.


ps ; Aku juga berprasangka sama si putih sih , jadi gimana?


Nadira
Oktober, 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak cukup bagi kita

Jangan terlalu serius

Covid why