Tanita dan Misa yang Jujur


Namanya Tanita. Umurnya 21 tahun jalan 22 tahun, tahun depan. Sedang punya kekasih yang sedang jalan 10 bulan, jalan satu tahun bla bla bla di tahun depan. Kekasih yang sangat jujur. Jujur waktu ia mengaku kalau terkadang suka memikirkan mantan kekasihnya. Iya dia mengaku ke Tanita. Sedangkan nama mantannya, Tania. Memang beda sedikit. Makanya setiap Tanita cerita ke teman-temannya soal Misa, pacar Tanita, teman-temannya kebanyakan bilang,

"Hati-hati..."

Iya, hati-hati pelampiasan, kata mereka.

Misa mengaku kalau ia memikirkan Tania karena kekesalan akibat sikap Tania dulu. Tapi tetap saja, itu semua membuat Tanita sedikit panas di bagian mata dan dada.

Seperti yang disebut sebelumnya, Misa memang orang yang sangat jujur. Ia pernah bercerita kalau Tania juga masih berkomunikasi lewat telefon video dengan saudara-saudara Misa sampai saat ini.

"Kemarin Syara sebut-sebut Tania. Aku bingung kenapa, lalu tanya ke Kevi." kata Misa dengan sangat lancar melalui telefon.

Syara itu keponakan Misa. Sedangkan Kevi, sepupunya.

"Ternyata Syara habis telefon video sama Tania." kata Misa lagi.

Tanita marah? Tidak, dia masih menahan. Karena dia masih mencari alasan kenapa harus marah. Ia juga masih mencari alasan kenapa ia tidak harus marah. Yang jelas, entah nafasnya tiba-tiba seperti tertahan sebentar.

Selain itu, Misa juga pernah bercerita, kalau Bunda masih mencari Tania. Bunda itu ibu dari Misa. Bukan, Misa bukan bercerita ke Tania. Tapi ke Tanita.

"Kamu jangan marah ya." Misa memulai dengan kata maaf. Tidak tahu dia kalau Tanita sudah marah dari awal. Tapi, Tanita masih tetap tidak tahu alasan ia marah.

"Tidak, tenang. Cerita saja, cepat."

Padahal, mata Tanita sudah penuh air yang dibendung.

"Sehabis belanja, Bunda cerita, kalau Syara habis telefon video dengan Tania." kata Misa yang lagi-lagi masih dengan lancar.

Tanita masih diam.

"Lalu bunda bilang, sepertinya Tania sudah sendiri lagi sekarang." lanjut Misa yang masih berkata dengan amat lancar. Sepertinya tidak ada amandel yang menyangkut di lehernya.

Sekedar informasi, Tania memang sudah memiliki hubungan amat serius dengan orang lain.

Sekedat informasi juga, mungkin bunda bermaksud dan sangat berharap agar Tania bisa kembali lagi dengan anaknya.

Tanita diam bermaksud marah. Sekarang ia tahu alasan ia marah. Tapi, justru Tanita yang dimarahi akhirnya. Iya, dia dimarahi Misa.

"Aku hanya cerita. Kenapa marah? Kamu kan yang minta. Tahu begitu, aku tak cerita ke kamu. Kamu benar-benar tidak jelas."

Mungkin di dunia Misa dilarang marah karena cemburu. Mungkin di televisi Misa, tidak ada sinetron mengenai orangtua dari pihak lelaki yang lebih menyukai mantan kekasih anaknya, yang padahal saat itu anaknya sendiri sudah memiliki kekasih baru yang tempo hari sempat ditemui. Lalu kekasih baru anaknya itu sakit hati mengetahuinya. Terlebih saat ia mengetahui informasi tersebut langsung dari kekasihnya dan informasi tersebut diucapkan langsung oleh orangtua kekasihnya. Orangtua yang si perempuan itu harapkan kelak akan akrab dengannya. Tapi nyatanya itu semua halu. Si perempuan pada akhirnya menangis sendiri. Ia menangis secara diam-diam sendiri.

Mata Tanita yang sudah penuh akhirnya dikeluarkan air sejadi-jadinya setelah menutup telefon. Iya, harus setelah menelefon. Jangan tanya alasannya. Namun, Tanita akhirnya jadi tahu alasan kenapa ia harus benar-benar marah. Alasan kenapa ia harus menangis sejadi-jadinya.


Tanita cemburu sangat babi.
Dengan koma yang terserah ingin diletakkan dimana.


"Kenapa cemburu? Kamu benar-benar tidak jelas ya!"

Nadira,
September 2018

Ps : 
Hubungan Tanita tak seharmonis penulisnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak cukup bagi kita

Jangan terlalu serius

Covid why