Tamu berisik



Sekitar 120 hari sudah terlewat. Terhitung dari hari terakhir aku cerita di blog ini. Banyak berita baru di tivi, yang tivinya pun baru pula dibeli  ibuku beberapa bulan lalu secara online. Ada juga gossip baru dari akun si minceu, sampai beberapa orang baru yang bermunculan terus menerus disekitarku. Cukup banyak tamu yang datang ke aku. Cukup banyak pula sikap yang aku kasih ke mereka dengan gaya yang berbeda. Nggak sesuai fisik. Sesuai sikap, sifat dan mood ku.

Gaya pertama : Kadang aku pura-pura nggak ada dirumah. Sebelumnya titip pesan ke batang pohon jambu bol di depan rumah. Aku juga kasih beberapa pesan yang berbeda ke tiap-tiap tamu.

“Bilang ke dia kalau aku keluar kota.”

“Bilang ke dia kalau aku pindah rumah.”

“Bilang ke dia kalau aku lagi mimpi terus nggak kedengeran.”

“Bilang ke dia kalau aku lagi baca koran terus nggak melihat”

“Bilang ke dia kalau aku lagi tenggelam.”

“Bilang ke dia kalau aku sudah punya orang.”

Pesan yang terkahir adalah pesan yang semoga pula akan menjadi terakhir kalinya aku sampaikan secara bohong untuk punyaku yang dulu, yang benar-benar sangat-sangat-sangat cukup mengganggu. Aku sebut dengan, Dia. Kadang Dia malah memaksa. Memanggil – manggil namaku lebih dari tiga kali lalu mengetuk-ngetuk pagar rumah dengan gembok yang menggantung di pintu pagarku. Itu sangat berisik! Kadang juga dia memanjat-manjat pagar rumah. Benar-benar nggak bisa ditolerir! Rasanya aku ingin membeli anjing ganas lalu memeliharanya di depan teras. Kemudian aku ajari anjing itu berbicara,

“HEI TELINGAMU KETINGGALAN YA? PEMILIKKU SEDANG SIBUK! AKU BENAR-BENAR TERGANGGU DENGANMU! JANGAN SAMPAI AKU MEMAKAN SETENGAH TANGANMU!”.
                
Padahal saat itu aku sedang minum susu fermentasi dalam botol kemasan sambil nonton film dear nathan.



Tapi karena aku tak sempat membeli anjing, aku menyuruh keramik-keramik di teras rumahku untuk menyamar menjadi anjing cihuahua. Tapi karena terlalu kecil, ku ubah menjadi anjing yang menyerupai srigala seperti di filmnya si Edward dan Bella. Kemudian keramikku alias anjing milikku menggonggong sambil mengatakan apa yang tadi kusuruh. Sesekali ia meloncat mencoba menarik tangan-tangannya sambil berpura-pura ingin menerkam.

Cara itu berhasil membuatnya takut. 

Tapi tidak. 

Dia tidak langsung pulang dari tempatku. 

Dia malah melontarkan banyak pertanyaan.

“Sibuk apa ya? Apa sibuk main game sama kura-kura? Atau sibuk main bola sama katak hijau? Mungkin aku bisa bantu ajari dia main game , atau ajari main bola, atau akan ku ajari dia makan kentang bakar dan minum krim panas.”

“Aku orang yang suka bantu. Kemarin aku bantu tetanggaku memberi makan ayam ”katanya lagi. 

Iya, Dia orang yang suka berbicara tanpa perlu ditanya.

Yang hobi menjawab tanpa ada pertanyaan.



6 Agustus 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak cukup bagi kita

Jangan terlalu serius

Covid why