Pandang aku dari sebelah kanan
Dipincingkan si bola mata kiri seksama.
Sedangkan satunya sengaja diistirahatkan.
Sembari berkomentar dengan rumus panjang kali lebar
Hei, rambutmu itu gimbal!
Hidungmu pesek, bibirpun tebal.
Wajahmupun juga bopeng-bopeng.
Lalu mata kirinya ngebut ke sesi tengah.
Sebelahnya masih tetap dipejam.
Dimanjakan dengan spa ala bintang lima.
Katanya lagi: Lehermu hanya 1 senti!
Dadamu standar, perut buncit, kurang olahraga.
Pinggulmu saja besarnya luar biasa!
Masih belum puas, ia terjun bebas ke dasar.
Diatas dua telapak kaki yang pecah-pecah.
Bibirnya komat-kamit siap ancang-ancang.
Katanya: Pahamu itu loh, seperti buto ijo!
Betis raksasa, jari jemaripun bentuk jengkol.
Aduh, tidak ada indah-indahnya!
Belum sampai tamat, kupinjam satu tangannya sebentar.
Kusetir persis diatas pipi manisnya.
Menghalangi kelopak kiri yang asik lembur.
Hei, biarkan aku bicara sekarang!
Aku bukan hadas yang wajib disucikan dengan kiri.
Pandang aku dari sebelah kanan juga.
Sedangkan satunya sengaja diistirahatkan.
Sembari berkomentar dengan rumus panjang kali lebar
Hei, rambutmu itu gimbal!
Hidungmu pesek, bibirpun tebal.
Wajahmupun juga bopeng-bopeng.
Lalu mata kirinya ngebut ke sesi tengah.
Sebelahnya masih tetap dipejam.
Dimanjakan dengan spa ala bintang lima.
Katanya lagi: Lehermu hanya 1 senti!
Dadamu standar, perut buncit, kurang olahraga.
Pinggulmu saja besarnya luar biasa!
Masih belum puas, ia terjun bebas ke dasar.
Diatas dua telapak kaki yang pecah-pecah.
Bibirnya komat-kamit siap ancang-ancang.
Katanya: Pahamu itu loh, seperti buto ijo!
Betis raksasa, jari jemaripun bentuk jengkol.
Aduh, tidak ada indah-indahnya!
Belum sampai tamat, kupinjam satu tangannya sebentar.
Kusetir persis diatas pipi manisnya.
Menghalangi kelopak kiri yang asik lembur.
Hei, biarkan aku bicara sekarang!
Aku bukan hadas yang wajib disucikan dengan kiri.
Pandang aku dari sebelah kanan juga.
Komentar
Posting Komentar