Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Aku bermetamorfosis

Gambar
Anggap aku Seekor kupu-kupu Yang bermetamorfosis Tentangmu Dari telur Ulat kecil Kepompong Jadi kupu-kupu Dari cinta Makin cinta Sangat cinta Jadi luar biasa cinta K A M U

Tidak cukup bagi kita

Tidak cukup bagi kita jika hanya sekedar Sehati, sejiwa, Setubuh, bersetubuh Mungkin kita juga Harus sedarah Agar menetap Dan jalan beriring Agar nantinya ada pisah Yang pamit baik-baik Karena waktu datang Sudah disambut baik Tak seperti sekarang Ini kita memang sedang Jalan jalan sore berdua Tapi saling membelakangi Masing Masing

Jangan terlalu serius

Katak-katak hijau berlarian Di atas permukaan air sirup rasa jeruk Menepi mereka di bibir gelas berkaki Membiarkan empat kaki basah kuyup Ikan-ikan besar berterbangan Mengelilingi langit langit dapur ibu Bertengger mereka di lampu gantung Membebaskan sirip-sirip yang kian robek Burung-burung cantik asik berenang Dari balik toples lalu ke kolong nakas Melahap cemilan kecil dihadapan Mengabaikan dua sayap yang terendam Sini, kutepuk-tepuk halus punggungmu Jagan telan bulat-bulat yang barusan Cukup bayangkan seakan itu tak semu Lalu muntahkan keyakinan dari asal-asalanku Bukan simpulan jika tak ada diskusi Mari kita koreksi kesamaan yang dipaksakan Perbaiki dugaan yang hanya menurutmu Kita saling, kita sama, dan kita sejenisnya Setelahnya, kamu bisa langsung pulangkan Aku yang sudah hampir dipuncakmu Takut-takut kamu jadi makin cinta Sedang aku membalik lembar lanjutan Maka jangan sampai kamu terlalu serius Karena aku masih membacakanmu Buku lawakan di hala

Pandang aku dari sebelah kanan

Dipincingkan si bola mata kiri seksama. Sedangkan satunya sengaja diistirahatkan. Sembari berkomentar dengan rumus panjang kali lebar Hei, rambutmu itu gimbal! Hidungmu pesek, bibirpun tebal. Wajahmupun juga bopeng-bopeng. Lalu mata kirinya ngebut ke sesi tengah. Sebelahnya masih tetap dipejam. Dimanjakan dengan spa ala bintang lima. Katanya lagi: Lehermu hanya 1 senti! Dadamu standar, perut buncit, kurang olahraga. Pinggulmu saja besarnya luar biasa! Masih belum puas, ia terjun bebas ke dasar. Diatas dua telapak kaki yang pecah-pecah. Bibirnya komat-kamit siap ancang-ancang. Katanya: Pahamu itu loh, seperti buto ijo! Betis raksasa, jari jemaripun bentuk jengkol. Aduh, tidak ada indah-indahnya! Belum sampai tamat, kupinjam satu tangannya sebentar. Kusetir persis diatas pipi manisnya. Menghalangi kelopak kiri yang asik lembur. Hei, biarkan aku bicara sekarang! Aku bukan hadas yang wajib disucikan dengan kiri. Pandang aku dari sebelah kanan juga.