Surat di halaman 71
Untuk kamu, ditempat. Selamat pagi, siang, sore, malam. Tanpa salam - salam lagi, kutuliskan surat ini untukmu. Semoga suka, semoga pula tak suka. Waktu itu hujan. Aku lagi duduk di dalam bis yang sedang melaju menuju arah pulang. Duduk di pojok dekat kaca sambil memandang kendaraan, tukang bakso, atau apapun yang sedang bergerak di jalan. Sedangkan teman di sebelah sedang ngobrol dengan yang lain. Mungkin ia sesekali melihat ke arahku karena bingung kenapa saat itu cuma diam liat pemandangan lalu curi pandang ke layar telefon genggam. Sejujurnya saat itu aku nggak lagi memandang kendaraan, tukang bakso, atau apapun yang sedang bergerak di jalan. Aku sebenarnya sedang membayangkan. Membayangkan air muka kamu waktu baca pesan singkatnya. Membayangkan pikiran kamu waktu jawab pertanyaannya. Awalnya aku ada di atas, lebih dari antariksa, nggak jauh dari bintang - bintang. Karena aku kira kamu bakal menolak atau menyegah apapun seperti pengalaman. Sialnya aku kemudian